23 Sep 2012

Menyiapkan Kader-kader Muslim Negarawan

Jargon sentral yang diusung KAMMI di seluruh nusantara yaitu Muslim Negarawan. Banyak pendapat serta tanggapan dari kader-kader KAMMI terkait dengan jargon tersebut. Jargon ini ada yang menanggapinya sebagai suatu konsep Nasionalisme versi KAMMI, salah satunya adalah ketua KAMMI Komsat UM, akh Roni Utomo. Muslim Negarawan ini dianggap sebagai kristalisasi konsep kenegaraan yang ditawarkan KAMMI untuk Bangsa Indonesia.

Cita-cita bangsa Indonesia yang luhur perlu dikawal dan diluruskan, dengan apa? Tentu saja dengan tawaran solusi Islam yang telah diusung oleh KAMMI.

Yang kedua, jargon Muslim Negarawan ini diartikan sebagai perwujudan salah satu visi KAMMI yaitu untuk mencetak pemimpin-pemimpin masa depan. Yah.., kita sama-sama telah memahami bagaimana pentingnya berdakwah, khususnya berdakwah melalui kepemimpinan, yaitu kepemimpinan yang dipegang dan dikelola oleh kader dakwah, demi menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar. Sebagaimana tertulis pada salah satu paradigma gerakan KAMMI yaitu; Solusi Islam adalah tawaran perjuangan KAMMI.


OK, sekarang ada satu pertanyaan besar yang harus dijawab oleh KAMMI, yaitu; Sejak dilahirkan pada 1998, seberapa jauh KAMMI telah mewujudkan salah satu visinya ini? (sebelum antum melanjutkan membaca tulisan ini, stop disini dulu, coba antum jawab dengan pemikiran antum sendiri pertanyaan diatasi!)

Pertanyaan tersebut pernah Ana lontarkan kepada ketua KAMMI pusat, akh Taufik, jawaban beliau cukup diplomatis, beliau mengatakan bahwa jika visi tersebut sudah dicapai tentunya KAMMI akan merumuskan visi yang baru, dengan kata lain salah satu visi KAMMI ini belum tercapai.

Memang kalau sekarang kita saksikan, coba saja cari pemimpin-pemimpin nasional atau paling tidak tingkat regional yang merupakan kader KAMMI, kalaupun ada jumlahnya sedikit., berbeda ketika kita bandingkan dengan TNI yang acap kali kader-kadernya muncul sebagai pemimpin bangsa ini. Atau paling tidak bandingkan dengan saudara kita sesama organisasi pergerakan mahasiswa, HMI, PMII ataupun GMNI -yang memang lebih tua dari KAMMI- kader-kader mereka sudah banyak yang tampil sebagai pemimpin-pemimpin bangsa ini.

Seharusnya ini dapat menjadi tambahan motivasi bagi kader-kader KAMMI untuk kemudian serius mengembangkan kapasitas diri demi mewujudkan visi tersebut. Kader-kader KAMMI harus berpandangan jauh ke depan sebagai calon pemimpin-pemimpin masa depan bangsa ini. Kader KAMMI jangan sampai hanya menganggapnya angan-angan di langit yang susah untuk dicapai atau sekedar iming-iming buat para kader baru. Visi ini sangat realistis dan sangat mungkin untuk dicapai oleh kader KAMMI, bahkan oleh SETIAP KADER KAMMI !.

Sistem pengaderan serta iklim keorganisasian di KAMMI sangat kompeten dalam mencetak kader-kader sebagai calon pemimpin masa depan bangsa ini, ditambah lagi satu kelebihan yang utama jika dibandingkan dengan organisasi pergerakan mahasiswa lainnya, yaitu filosofi ketuhanan dan spirit jihadnya.

Satu lagi yang sangat penting dalam mendukung cita-cita besar ini, yaitu latihan!. Latihan sangat penting dalam menciptakan suatu kompetensi tertentu. Seperti seorang yang belajar mengemudikan mobil, tidak cukup hanya sekedar teori atau buku tutorial saja, perlu latihan secara teratur dan bertahap untuk dapat lihai menguasai teknik mengemudikan mobil. Seorang pemimpin besar juga perlu latihan, latihan secara teratur dan bertahap. Mulai dari memimpin kelompok-kelompok kecil sampai organisasi besar, sebelum akhirnya dapat memimpin bangsa ini.

Di KAMMI sebagaimana organisasi-organisasi pengaderan lainnya, latihan-latihan tersebut telah dibiasakan sejak awal, mulai dari seorang ketua panitia kegiatan, ketua departemen, ketua komisariat, KAMDA dan seterusnya. Namun semua ini belum cukup, latihan menghadapi dunia luar (luar organisasi), sangatlah penting dalam sisi lain pengembangan kapasitas diri kader. Dalam konteks KAMMI, dapat dikatakan dunia luar tersebut adalah dunia kampus, lengkap dengan adanya OMEK-OMEK lain selain KAMMI, serta orang-orang ‘netral’ di sana. Sebagai calon pemimpin, kader-kader KAMMI harus berani dan mampu berbenturan (berbenturan disini, bukan hanya bermakna kontra saja, tetapi juga berhubungan, bekerjasama dan berkompetisi, meskipun dimungkinkan juga untuk kontra atau terjadinya konflik).

Hal ini sangat perlu guna menempa kompetensi kader dalam memimpin. Kampus merupakan ladang yang sempurna sebagai ajang latihan, disana ibarat miniatur negara. Apalagi KAMMI sebagai OMEK (Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus), di sinilah fungsi dakwah yang harus diperankan oleh kader KAMMI. OMEK, termasuk di dalamnya KAMMI, sebagai lembaga aspiratif ekstra kampus, yang nota bene memiliki kaderisasi dan pewacanaan lebih, sangat dibutuhkan demi dinamisasi gerakan mahasiswa di kampus-kampus, tak terkecuali di UM tercinta.

Alfa Camp, 16/01/’08 (Tulisan ini ditulis 4 tahun lalu, namun direpost sekarang, dikarenakan 'boyongan iqbalali.com dari WP ke Blogger)
* Penulis adalah Kadep Kastrat KAMMI UM, 2007/2008

Tidak ada komentar:

Copyright by Iqbal Ali. Diberdayakan oleh Blogger.